Aku boleh jadi hanyalah debu
Dalam embus pertamaku di dunia
Dalam sesal bapak
Dalam sakit ibu
Aku mungkin saja hanyalah kerikil
Diantara naif dan dewasa
Diantara jiwa yang terasing
Tapi aku adalah bintang
Tak lekang menyapu prestasi
Tak kenal kata buruk dan gagal
Aku adalah kebanggaan
Aku pelangi dan mercusuar
Akulah sang nomor satu
Saat itu...
Dan kini,
Aku...
Hei, siapa aku??
Haruskah sinarku redup lalu padam
Setelah ia yang benderang hilang?
1 April 2014 pukul 18:41
0 komentar:
Posting Komentar