Informasi Lowongan Kerja

AsMan
kireinahana. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS
Container Icon

Surat untuk-Mu...

Di sini, di sudut ruangan kotak istirahat ini, air sungai di pipiku kembali berderai. Tapi hal itu sama sekali tidak salah kan, Tuhan??? Aku hanya ingin meluapkan rasa, mencari jalan untuk menikmati ujian kesabaran yang sedang Kau limpahkan padaku, menikmati setiap detik sepi dan sendiri dalam jangka waktu hidupku, menikmati tersiksanya perasaan antara udara bebas dan udara yang terasa semakin memunah dalam paru-paruku.

Aku bersyukur, Tuhan...
Aku bersyukur menjalani cobaan ini seorang diri, tanpa Kausertakan pula orang-orang yang sangat kusayang. Karena dengan seperti ini pula, aku dapat merasa lebih dekat dengan-Mu, tak ada sahabat terbaik selain Engaku, Ya Rabbi...
Aku bersyukur detik ini tak ada perhatian, tak ada tawaran untukku bermanja kepada makhluk-Mu seperti yang selalu tercurah kepada 'lelaki kuat itu' setiap ia juga mengalami surutnya pinjaman udara bebas-Mu ini...
Aku bersyukur kedua orang tuaku tak menyaksikan perjuanganku menimbun nyawa dengan susah payah ini, karena tak seharusnya mereka ikut tersiksa melihatku seolah akan segera melepas nyawa...

Tuhan...
Jika ini pertanda waktuku akan segera berakhir, mohon beri aku waktu sedikit lagi dalam sakit ini, sampai noda-noda hitamku terhapus dan aku dapat kembali pada-Mu dalam keadaan suci tanpa dosa. Amin...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Dialah Aku...

kupejamkan mata...

sosok hawa menjelma siluet
berbaur dengan jingganya sang senja
sendiri...

diakah aku???
sosokku serupa fatamorgana,
sosokku di akhir masa,
sosokku di penghujung usia..

mungkin dialah sosokku,
ketika senja tiba menutup usia.
memang dialah sosokku,
kala sendiri berteman amal di tanah barzah.
benar dialah sosokku,
saat siluet jiwa nyata terpisah dari raga.

Tuhan, jika memang dia sosokku
hadiahkanlah aku ridho dan maghfiroh-Mu
yang kau hembuskan bersama sang bayu
dan terselip dalam rimbunnya pohon kasih-Mu
agar tak akan ada lagi gelap yang kuraih
setelah jingga menyapa...

www.facebook.com/inarahamirs )

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

KATAKAN CINTA -Kisah cinta seputih awan & bunga lily-



Alhamdulillah, antologi perdanaku (yang terbit setelah antologi Ramadhan di Rantau #1) nih... Semoga karya-karyaku bisa bermanfaat bagi banyak orang, Amin... :)



Genre : Kumpulan cerpen remaja
Penerbit : Penerbit Harfeey
ISBN : 978-602-18698-7-1
Tebal : 165 Hlm ; size 14,8 x 21 cm (A5)
Harga : Rp40.000,-




Ketika luapan emosi perasaan menuntut untuk dimuntahkan, apa yang bisa dilakukan selain menguapkannya ke permukaan?
Hal itu jugalah yang memberi daya dorong pada hati 2 insan remaja, Awan dan Lily, yang terbalut dalam serangkaian gerbong kisah berlatarkan tema serupa ; Katakan Cinta.

***

Mari berpetualang bersama 20 kisah cinta remaja yang menampilkan Awan dan Lily dalam beragam karakter unik dan menarik.

***

Nama-nama kontributor :
Boneka Lilin, Aulia Nooraya, Baim, Lamia Melodi, Inka Vinalya, Fiona Rossi, Benedikta Sekar Arum Setyorini, Rohmatikal Maskur, Diaz Alfi, Hadi Kurniawan, Asri Cahyani, Rizka Kurniasari, Fulki Ilmi, Arsyika Dewi Anggita, Preccilia Leonita, Umm Ji I-el, Maharanie, Eri Siti Sarah.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Ramadhan di Rantau #1 -Ketika kolak pisang Bunda tak terjangkau-




Sebenarnya ini adalah antologi keduaku. Tapi, berhubung satu dan lain hal, buku inilah yang terlebih dahulu diterbitkan.



Penerbit : Penerbit Harfeey

Tebal : 201 Hlm ; 14,8 x 21 cm (A5)

Harga : Rp45.000,-


SINOPSIS

Persembahan bagi anak rantau...

Seorang anak remaja nekad merantau ke ibukota. Bertarung dengan kerasnya terik matahari, serta melakukan penghematan setengah mati saat Ramadhan di rantau, dengan harapan bisa mempergunakan gaji pertamanya yang tak seberapa, untuk mudik dan membelikan baju lebaran bagi kedua orangtuanya. Namun naas, musibah menantinya di perjalanan...

Musibah apakah itu? Berhasilkah remaja tersebut mewujudkan mimpi hasil kerja keras untuk membelikan baju lebaran bagi kedua orangtuanya di kampung?

Ikuti kisah selengkapnya dalam buku bertajuk Ramadhan di Rantau ini. Sebuah buku antologi kisah nyata dari para penulis pilihan dalam Negeri, yang berkisah tentang nuansa lucu, seru, dan harunya menjalani masa Ramadhan di perantauan.

Kontributor :
Boneka Lilin, Ary Hansamu Harfeey, Nimas Kinanthi, Nyi Penengah Dewanti, Dilan Imam Adilan, Cakep Azian, Hana Sugiharti, Tahiruddin Tawil, Alisia A. Meilisia, Risma, Zainal Saiful Amir, Muamaroh Husnantya, Rosi Nurfadhilah, Reni Soengkunie, Andra, Nenny Makmun, Yana Fitri, Inayah Natsir, Titi Haryati Abbas, Erni Misran, Maharanie, Anisa, Mahesa Gemilang, Anna Lulus, Nikky Vianti, Yusuf Ichsan Ats Tsaqofy, Anto, Novia Anggraini, Armilia Sari, Eva Khofiyana, Ressti Zhahara Zuleika, Eka Yulianti Salim, Arinda Sari, Nai Saras, Bintunnajah Al-Muhaddis, Diani Ramadhaniesta, Ratrna Shun Yzc, Diah Utami, Annisa J. Moezha, Suparno, Nanda Ayu, Tri Harun Syafii, Mulyoto JJ, Jumrang, Fulki Ilmi, Laila Fariha Zein, Rakhmawati Agustina, Cantika Zee, Sandza, Redia Yosianto, Ja'far Shiddiq.

HIDUP, ANAK RANTAU! :D

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

A History... (Aku dan Tulisanku)

entahlah...
apakah ini nyata atau hanya semu?
apakah ini membanggakan atau hanya hal tak seberapa?
tapi yang kuyakini, hal ini tetap harus kusyukuri :)

Berawal dari kebiasaan plagiat kecil-kecilan karena sering ngintip diary kakak tercinta sejak kelas 4 SD. Aku ikut menirunya dengan melakukan hal yang sama, menulis diary. Segala hal yang terjadi dan menimpaku setiap harinya selalu aku abadikan dalam lembar demi lembar buku kecil yang cukup tebal itu. Meskipun hanya hal biasa, aku menikmatinya, apalagi kalau yang kutulis itu pengalaman yang sangat membanggakan! :)
Hingga suatu ketika, aku menjadi perwakilan dari sekolahku untuk mengikuti Lomba Mengarang Tingkat SD se-Kecamatan. Saat itu aku sudah menginjak kelas 5 SD. Tak pernah setitik pun terlintas dalam pikiranku untuk membayangkan meraih hasil dari lomba itu, tak pernah pula terpikirkan untuk menyukai dunia literasi. Namun walaupun saat itu aku belum berhasil meraih juara pertama lomba mengarang itu, tanpa disangka aku menjadi runner up-nya... benar-benar tak pernah kusangka sebelumnya! ;)
Sejak saat itu, aku seperti mendapat suatu dorongan yang memberikanku ketertarikan pada dunia literasi. Aku jadi lebih sering membaca artikel-artikel dan cerpen-cerpen. Kadang aku juga membuat cerpen dan puisi karyaku sendiri, autodidak. Apalagi pada masa-masa putih-biru, dimana usia remaja saat itu mulai mengenal suatu rasa luar biasa yang mungkin belum pernah dirasakan sebelumnya... cinta. Aku mendadak jadi puitis, jadi penulis amatiran, hehehe... Beberapa puisi dan cerpen tentang apa yang kualami selama menjalani masa-masa putih-biru aku tuangkan dalam diary, ada juga yang kuabadikan di komputer jadul kakakku (namun sayang, sejak menginjak SMA komputernya mulai sering 'ngadat', sekarang komputernya sudah tinggal 'bangkai', jadi tak bisa lagi melihat karya-karyaku masa itu). Memasuki masa putih-abu, aku rajin menyambangi taman-taman bacaan untuk sekedar meminjam novel atau komik yang biasanya kubaca di sela-sela waktu belajarku. Selain itu, aku juga tak pernah absen mengikuti jadwal kunjungan rutinku ke Perpustakaan Umum Daerah (aku dan sahabat-sahabatku biasa menyebutnya "PU")... yang terpikir dalam benakku saat itu yaitu: "Buku adalah Sahabat Terbaikku" :)
Mungkin masa-masa putih-abu adalah titik klimaks ketertarikanku pada dunia literasi. Karena setelah memasuki dunia perkuliahan, aku semakin memperlonggar jadwal kunjunganku ke PU, tak pernah lagi menyambangi taman-taman bacaan, diary sudah tak pernah terpikirkan lagi. Saat itu, fokus utamaku adalah meraih prestasi yang setinggi-tingginya di kampus. IPK 3,9 pun pernah kucicipi (sayang, Allah belum memberiku kepercayaan untuk merasakan IPK 4, huhuhu). Aku tak pernah mengecap dunia yang pernah kusukai itu lagi...
Takdir adalah rahasia-Nya, tak ada yang bisa mengetahui apa yang akan terjadi hari esok pada diri kita. Desember 2010 (kalau gak salah), ada salah satu sahabatku, yang kulihat mahir bermain diksi (aku selalu suka tulisan-tulisannya), mengajakku untuk ikut serta dalam suatu event yang diadakan oleh Toko Buku GRAMEDIA di kotaku. "Lomba Menulis Cerpen, Tema: Perempuan dalam Cinta". Setengah-setengah aku menerima ajakannya untuk ikut serta. Setelah vakuum bertahun-tahun, mencoba memulai menuliskan sebuah cerita menjadi terasa sangat amat sulit sekali bagiku. Namun aku pantang menyerah, "Aku harus menyelesaikan tulisanku!" pikirku. Kukirim dua buah naskah untuk diikutkan lomba. Aku sama sekali tak mengharapkan untuk menang karena bagiku, bisa menulis lagi sudah merupakan suatu kelegaan tersendiri.
Akhirnya pengumuman pemenang diumumkan. Sahabatku yang mengajak mengikuti event tersebut berhasil menyabet gelar runner up. Tak heran, karena aku pun sangat menyukai tulisan-tulisan yang kerap dipostingnya lewat social media. Aku bersiap untuk pulang dengan hati yang ikut bangga pada sahabatku, sampai juara pertama diumumkan. Lagi-lagi di luar dugaan, namaku yang disebutkan!! Subhanallah...
Namun, kali ini aku belum mendapatkan kembali ketertarikanku yang dulu. Aku masih belum menikmati kembali menggoreskan pena di atas kertas, belum terlena oleh asyiknya menarikan jemari di atas keyboard. Aku masih menjadi diriku yang berperan sebagai mahasiswi biasa, tanpa hobi yang pasti, tanpa kegiatan yang pasti, hanya berkutat dengan materi-materi perkuliahan.
Seiring berjalannya waktu, roda hidup yang terus berputar, ironi materi dalam lingkungan berbeda, aku merasa perlu melakukan sesuatu untuk keluar dari permasalahan yang menimpaku. Aku membutuhkan tambahan materi. Aku berpikir keras, "Apa yang bisa kulakukan untuk mendapatkannya? Potensi apa yang kupunya?". Melamar pekerjaan sudah kulakukan, beberapa kali ditolak karena tinggi badan yang tak memenuhi persyaratan (150 cm? terlalu pendekkah aku? ckckck) atau pekerjaan itu tak kuambil dengan pemikiran tak memadai untuk bisa pulang malam karena selama ini aku kemana-mana naik angkot, gak ada yang jemput, gak bisa naik kendaraan sendiri (orang gak punya kendaraan juga, huhuhu).
Tring!!
Tiba-tiba bola lampu hasil kerja keras Alexander Graham Bell seperti menyala terang di atas kepalaku, layaknya film-film kartun yang tercipta untuk menggambarkan sebuah ide brilliant yang tiba-tiba muncul dalam benak sang tokohnya. Dengan mengandalkan ponsel SE W200i zaman putih-abu dulu, aku menyapa 'mbah google' untuk meminta wangsit. Saking saktinya, ditemukanlah sederet artikel mengenai informasi yang kuinginkan... lomba-lomba menulis cerpen. Kupilih yang menjanjikan reward uang, kuikuti. Tapi, mungkin kali ini Allah tak memberikan keberuntungannya untukku. Iseng-iseng aku mengikuti event yang sama, namun tanpa reward uang, hanya paket buku dan janji diterbitkan. Meskipun tak berhasil menyabet paket buku itu, aku berhasil menjadi salah satu kontributor dalam buku hasil event tersebut.
Sejak saat itu, aku kembali menemukan ketertarikan menulisku lagi. Kini, aku mulai tertarik mempunyai akun blog sebagai sarana peluapan perasaan dan sarana mengabadikan karya-karyaku yang memang masih jauh dari sempurna ini, aku juga semakin rajin search info event menulis di social media, sekarang aku juga bergabung dalam sebuah grup yang menjadi mediator untuk belajar menulis...
Hmm,,
Aku nulis apa, nih? Kepanjangankah?? Gapapa, deh... yang penting aku menulis lagi, menemukan targetku lagi (meskipun kadang pusing, ribet saat DL event bentrok dengan target DL skripsiku, hohoho). Well, keburu berkicau lebih panjang lagi, kututup tulisan ini sampai di sini saja. Semoga gak ada yang sudah merasa berat di matanya karena terlalu lelah membaca tulisanku yang terlalu panjang ini, hihihi...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS