sosok yang selalu ditakuti dan disegani
kala roda waktu membawa pada puncaknya
sapaan hormat dan pandangan takjub kerap tertuju padanya,
pun padaku...
saat aku belum menginjak bangku putih-biru
siang berganti malam
roda waktu terus berputar pada porosnya
atas dan bawah semakin terasa nyata
kini semburat senja serupa siluet di belahan wajah
dan roda waktu mencapai di titik terendah
harta dunia telah sirna termakan usia
hormat dan takjub berubah menjadi pandangan hina
meski cahayanya perlahan meredup
meski materi tak lagi tergenggam padu
ia tetap pejuang yang tak pernah lelah menafkahiku...
tak peduli ketika masa jayanya di masa lalu
pun saat gemerlap dunia tak mampu lagi terpeluk
ayah...
maafkan aku yang pernah tak mengerti artinya jatuh
maafkan aku yang sampai saat ini belum berhenti menyusahkanmu
Kuikuti Roda Hidupnya...
Dimensi Waktu, Menyiksaku... :(
waktu seolah berputar kembali
membawa jiwa dan takdir yang telah tertukar
resahmu adalah resahku dulu,
gelisahmu adalah gelisahku dulu,
pun amarah, kecewa dan ketakutannya!
jiwaku, jiwamu..
rasaku, rasamu..
cermin waktu...
Tuhan...
apa salahnya?
mengapa diriku?
sungguh,
hati ini meronta
tak kuasa menahan perih atas luka yang kugoreskan sendiri
tapi apa dayaku?
kini kuterjebak dalam api yang kumainkan sendiri,
bersama sepi,
dengan "sang tajam" yang kutancapkan dalam rasaku sendiri...
Beri Aku... (satu senyuman saja)
jejak yang tertinggal kini menyapa
saat aku mulai mengukir langkah baru
lembaran usang itu terbang tertiup angin masa,
menghembuskan kisahnya yang dulu terselimuti keraguan
tapi percayalah,
tak sedikitpun bagian dariku yang terseret sepoinya!
aku justru masih mendekap asa akan apa yang selalu kau ucapkan
bahwa kau mencintaiku yang sekarang,
bukan yang dulu!
kini kuminta lengkungan bibirmu
untuk menghapus lara dan bara
yang perlahan merapuhkan jiwa
satu senyuman saja,
kumohon...
jangan biarkan aku tetap terjaga di tengah kegelapan terlalu lama!
(Senandung Cinta) It's About You...
sadarkah kau,
aku membenci kelihaianmu merajuk hingga meleburkan amarahku bersama sunggingan senyum?
tak terbersitkah olehmu,
aku mengutuk setiap detik berhiaskan cinta kasih dari hati yang selalu kau hadiahkan padaku?
aku membenci dan mengutuk ketiadaannya, sayang...
bersama sandaranku di bahumu,
egoku lunglai..
dengan perhatianmu dalam seruan manjaku,
angkuhku sirna..
layaknya lilin yang menerangi pekat jiwaku,
izinkan aku meleleh bersama terangmu...
Membenci Malam
maaf,
aku membenci malam...
bukan karena gelapnya yang melekat saat senja terganti,
bukan karena dingin yang membekukan raga kala siang berlalu,
aku membenci malam
bersebab embus dan hela napas yang tak lagi sejalan
aku membenci malam
bersebab waktu yang berjalan tak secepat kilat
aku membenci malam
bersebab ia terus memaksaku menunggu pagi yang tak kunjung datang
maaf,
aku kini membenci malam...
kapan pagi kan datang???
Memori Merah-Putih
aku berjalan menembus dimensi waktu
menapaki jejak langkah masa lalu
membuka setiap detik yang kulewati saat itu
seperti dejavu...
ah...
entah apa yang terpikirkan olehku pagi tadi. jawaban "ya" terlontar begitu saja saat my beloved sister memintaku untuk mengantarkan puteri kecilnya ke sekolah. tahun ajaran baru,, sekolah baru,, guru baru,, teman baru,, lengkap dengan alat tulis dan pakaian sekolah yang juga baru :)
menyusuri jalan yang sama, melewati setiap lekuk wilayah yang nyaris sama seperti dahulu (sekarang sudah ada perbaikan di beberapa titik). aku seperti kembali ke masa lalu, membuka memori 10-15 tahun yang lalu, mengenang setiap takdir yang telah tertulis di sana. apalagi setelah kujumpai pula sahabat lamaku di ruang dan waktu yang tak berbeda. masih dengan tujuan yang sama denganku pagi itu.
kualihkan pandanganku pada sosok lain di sana. pahlawan tanpa tanda jasa... mereka masih sama, tetap seperti yang dulu. ada rindu yang merasuk jiwaku saat sapaan mereka terseru. masih kuingat jelas saat itu, peluk hangat dan cium mereka untukku. sumpah, aku rindu dimanja mereka! kasih sayang yang tak jarang membuat teman-temanku yang lain mendelik tajam tak suka. hmm...
tapi terakhir baru kusadari satu hal. ada sesuatu yang membuat otakku merasa tak nyaman setelah menyadarinya. ternyata aku melangkah tanpa indah, dengan sandang yang tak terganti setelah pejam berganti. aku juga belum mengecap air segar kamar mandi, hihihi...
ssssstt,, ini rahasia kita aja ya? (^_^)
MENDIDIH
bagaimana aku bisa terlelap, sementara sel-sel di otakku tak mengirimkan sinyal-sinyal utk memejamkan mata??
bagaimana mataku bisa terpejam, sementara masih tersisa beban dlm pikiran yg belum menemukan "jalan keluar"nya??
bagaimana beban-beban ini bisa menghilang, sementara aku tak bisa memaksa "jalan keluar"nya terbuka karena ego??
dan lagi: entahlah...
tanda tanya itu kembali muncul seperti mimpi buruk yg terus menghantui kala kuterjaga!
dan kini aku mulai mencemaskan masa depan yg belum tentu akan terjadi seperti yg kutakutkan...