Aku dan Aksara
Tentang Ia... *LIP-0712-2012*
Biru itu berhasil merasuki sukma
Derai air yang pecah di pipinya terasa nyata
Putaran memori mengiringi derap langkah penuh asa
Ternyata sesal itu lebih sakit dari pisah
Kini ia terkapar dirundung duka
Menanti belahan jiwa yang telah pergi direnggut masa
Namun siapa yang kini mematung dan menatapnya lekat-lekat?
Oh, ternyata ia separuh aliran darahnya
Sungguh...
drama ini benar-benar menghipnotis rasa dan jiwa
JINGGA
Ketika jingga menampaki pelupuk mata
Lukisan hijau bersama surya berubah samar menghitam
Terang hari pun kini berganti kerlipan genit lampu-lampu si kuda dan kotak besi
Aku rindu menyapa jingga ini bersamamu
Seperti merindunya langit pada sang biru
Ah,kau dengar?
Tokek pun ikut menyanyikan syair rindunya!
Hahaha...
Kuharap saat ini kita menatap lukisan alam yang sama
Merasakan dingin dan pekat yang sama
Biarkan aku merasa bahwa rindu kita juga sama
Hingga esok fajar datang menyibak kelam
Lalu hatiku dan hatimu kembali bersama asmara yang sempat karam
Dalam Hujan
Gelegar murkanya membahana
Mencabik setiap sudut ruang dan meruntuhkan sekat-sekat dimensi waktu
Aku pun terlempar dari kenyamanan maya karenanya
Ah, aku lelah!
Tak ada ruangkah untukku sejenak menyulam mata,
Menjaring mimpi-mimpi yg eloknya tiada tara?
Maafkan aku, Bunda...
Ampuni aku!
Ini hanya kelalaianku semata
Tak bermaksud lalai akan titahmu
Tak mau sampai kini saatnya napasmu memburu
Sungguh,
kan kujaring rapat-rapat waktu yang berserak sia-sia
Andaikan dapat kukuak kembali labirin cinta sebelum angkara ini ada
PENYESALANKU (WARNING!! Jangan Baca Catatan Ini Kalau Tidak Mau Menyesal)
Hari ini: Kamis, 1 November 2012, pukul 07.00, tepat untuk yang ketigakalinya aku keluar dari 'ruang keramat' dengan wajah yang masih meringis. Hatiku seolah masih ingin sekali berlama-lama di sana. Segera kurebahkan raga ini. Kuusap-usap perutku yang telah sekuat tenaga menahan sakit demi mengeluarkan isi yang tak dikendaki. Dalam rebah ini, teringat dosa besar yang telah kulakukan kemarin.
Ayam spicy plus setumpuk saus tomat campur saus bawang, saus cabe or whatever-lah namanya! Astagfirullah, aku telah berdosa pada perutku sendiri! Hasilnya, sekarang ia protes sejadi-jadinya, bekerja sama dengan 'ruang keramat' yang akrab disapa "WC/kamar mandi/kamar kecil/toilet". Ada juga yang bilang, "mau ke belakang" padahal 'ruang keramat' ini belum tentu terletak di bagian belakang rumah atau di belakang suatu bangunan lain. Buktinya di sekolah putih-abuku dulu WC letaknya di depan dekat gerbang sekolah, sehingga sebelum sampai di kelas pun harus melewati 'ruang keramat' ini terlebih dahulu.
Waduh, kok malah ngebahas WC sih?? Skip!
Back to my stomachache...
Aku telah mendzalimi perutku sendiri. Kini, entah 'ruang keramat' itu yang selalu merindukan isi perutku, atau sebaliknya, yang pasti sekarang mereka seperti dua kutub magnet yang berbeda.
Ah... lututku sudah mulai lemas, jalan keluar isi perutku juga sudah memanas, dan aku masih terbaring lemah meratapi dosa yang telah kulakukan kemarin.
Astagfirullah...
Ususku, perutku, maafkan aku...
Dan sekarang, pukul 7.30, panggilan alam itu kembali terngiang dalam batinku. Duh, gustiii... teu kiaaaaat!!
#sambil berlari menyingkirkan orang-orang yang menghalangi jalanku menuju 'ruang keramat', oh 'ruang keramat'
Ah, Perasaan ini Lagi !!!
Jejakmu masih meninggalkan tapaknya di relung hati
Menguap melalui sel-sel neuron
menuju dunia yang terasakan panca indera
Indah,
memang indah...
Namun perih juga tetap menjadi perih!
Tak habis kuberpikir
Ini bukan luka,
namun sakitnya selalu terasa
Perasaan macam apa ini?
Ketika hati meronta menunjukkan kekalutannya
Dan aku masih gelisah dalam resah,
tersiksa dalam bara asmara
Dan sungguh,
bualan kelinci ini benar-benar kurasakan sekarang!!
GUBUK TUA
Inikah hidup...??
Saat yang tinggi tetaplah tinggi,
sedang yang rendah kian pasrah dengan segala kerendahannya?
Kala sang hangat bersembunyi di balik topeng ketidakberdayaan
Mentari jiwa kian memanas,
memanggang pusara ketimpangan yang semakin jelas tampak di pelupuk mata
Pemilik istana maya menebar pesona,
mencabik asa dan cita penghuni gubuk tua
Anggunnya merayu,
indahnya sungguh memikat indera!
Ke mana perginya empati dan sadar diri?
Juga kasih yang karam ditenggelamkan waktu
Membingkai bara hati yang mengabu merupa sketsa
Tak sadar istana hanya maya,
dan di sinilah nyatanya ia berada...
Just A Little.....
Kuseret langkahku ke sana. Sepi... Kubayangkan apa yang selalu kulakukan di sana beberapa waktu yang lalu, beberapa hari yang lalu, beberapa minggu yang lalu, atau mungkin beberapa bulan yang lalu??? Yang pasti, tempat itu pasti sudah sangat mengenalku karena aku kerap sekali menjambanginya. Tapi, itu sebelum hari ini. Ada sesuatu yang berbeda kala aku menjatuhkan badanku dan menyenderkan badanku di tiang penyangganya. Tubuhku menghadap ke belakang bangunan yang di bawah itu. Oh, seperti ada sesuatu yang hilang! Ya, sekarang aku di sini hanya sendiri. Tanpa yang menemani, tanpa tujuan dan alasan pasti mengapa aku di sini :(
Ah, cukup terganggu juga aku melihat orang-orang yang berlalu lalang di sana (tepatnya di belakangku), juga dengan orang-orang yang kerap mendaratkan lirikannya tepat di sosokku. Akhirnya kuputuskan untuk melanjutkan kembali langkahku yang sempat terhenti ini. Aku melangkah ke arah kiri dari tempat asal aku duduk tadi, menuruni tangga di sebelah kanan setelah melalui beberapa langkah kaki. Kulihat kembali tempat yang tak asing bagiku di sebelah kanan jalan yang sedang kulewati ini. Itu adalah tempat 'dia' berbagi ilmu, memulihkan tenaga setelah beraktivitas, atau kadang juga sebagai tempat kami menunggu sesuatu. Dan lagi, itu dulu... tak seperti hari ini :(
Kulewati tempat berbagi ilmu itu. Kini saatnya aku memasuki area ramai lalu lalang orang-orang. Selain karena aku memasuki jalan utama, di sana juga banyak terdapat tempat mengisi perut. Kuputuskan untuk mengisi perut di salah satu pedagang yang juga menjadi langgananku.
"Biasa, Teh?" tanya si Teteh yang sedang sibuk membantu si Aa'nya melayani pembeli lain saat aku datang.
Aku membalas dengan anggukan dan senyum. Lalu duduk di bangku yang kebetulan kosong sambil menunggu pesananku datang. Kuedarkan pandanganku ke sekeliling. Lagi-lagi kelebatan bayangannya memenuhi pelupuk mataku. Aku merindukan saat-saat kubermanja padanya di sini. Dulu... :(
Lamunanku terbuyarkan si Teteh yang membawakan siomay pesananku. Kuberikan satu lembar Rp10.000-an kepadanya.
"Sok hilap nya, Teh?" ucapnya, ramah.
Ah... sepertinya Teteh itu sudah tau persis tabiat dan favorit langganannya ini ternyata! Setelah semua bahan yang tersaji di piring kulahap habis dan kumasukkan uang kembalian dari si Teteh ke dompetku, aku memutuskan untuk mengakhiri saja petualangan nostalgilaku ini. Segera kubergegas menuju halte yang biasa digunakan mahasiswa-mahasiswa untuk menunggu angkot atau jemputannya. Setelah sampai di sana, aku cek kotak masuk handphone-ku. Ada satu pesan masuk. Ah, dari 'dia'!!! Batinku melompat-lompat kegirangan. Bagaimana tidak? Aku sudah menunggu kabarnya sejak pertama membuka hari dan sebelum ragaku standby di depan televisi bertemu YM, hehehe
Segera kubuka pesan itu, tak sabar ingin mengetahui kata-kata apa yang tertulis di sana.
Sok, nyarios... bla... bla... bla...
It's not like I hope before! (Aku tuh ngomong apa, ya?)
Intinya, aku gak suka isi sms'nya!!!!! Lagian kalau intinya cuma diminta ngomong, dari dulu aku udah ngomong mau aku apa! Tapi mungkin apa yang aku mau memang gak akan pernah menjadi nyata, atau semoga saja BELUM dan AKAN SEGERA menjadi nyata. Aku ingin 'dia' di sini. Aku ingin 'dia' ada saat keadaanku seperti ini. Demi Allah, aku butuh 'dia' di sini sekarang!! Tapi apa daya, keinginanku hanya sebatas keinginan. Harus ada yang diprioritaskan dari sebuah pilihan. Satu lagi obat penghibur yang sangat kubenci saat ini, yaitu aku harus meyakini kalau 'dia' seperti ini untukku juga.
Yakin??? Siapa yang tahu takdir sebenarnya yang akan terjadi pada diri kita? Siapa yang bisa menggambarkan masa depan kita akan seperti apa? Apa suatu saat nanti perjuangannya itu memang akan kurasakan? Dan lagi, aku harus berpikir positif. Mungkin kutelan saja perihku saat ini dan tetap berharap akan kutuai manis di kemudian hari...
TRANSISI
Kembali...
Mataku terbuka bersama sekelebat bayangannya
Sembilu rindu semakin tajam mengiris kalbu
Kenangan-kenangannya mencabik hari yang terselimuti sepi
Aku terluka, namun tanpa sebab
Air bening di pelupuk mata kembali mengaliri pagi
Dengan langkah tak berpengiring, ragaku terseok-seok
Entah berapa lama lagi hujaman waktu ini akan berpenghujung
Mengertikah, kau...
Aku tak menginginkan kisah seperti ini
Namun apa daya, aku pun tak dapat memilih!
TAK
Lembaran nyata menggores luka
Kisah lama terkubur keadaan hampa
Dibalik tawa dan bangga aku menjerit
Kenapa jarak ini terasa begitu sulit dan sakit???
Lihatlah,
Dia telah menemukan dunianya sendiri!
Untuk dia, dirinya, mereka, dan dirimu
Mengertilah...
Yakin kau bisa melangkah melewati terjalnya dunia
tanpa dia...
Ah, aku benci suara hati itu!
Aku benci 'obat penenang' itu!
Aku benci hidup tanpa ruang itu!
Tapi aku bisa apa bila semua itu benar adanya???
Membatin,
Merintih dalam benak
Tersayat tajamnya candumu
Terkoyak kenyataan yang menumpahkan dilema
Bagaimana aku bisa hidup dengan tak biasa???
Surat untuk-Mu...
Dialah Aku...
kupejamkan mata...
sosok hawa menjelma siluet
berbaur dengan jingganya sang senja
sendiri...
diakah aku???
sosokku serupa fatamorgana,
sosokku di akhir masa,
sosokku di penghujung usia..
mungkin dialah sosokku,
ketika senja tiba menutup usia.
memang dialah sosokku,
kala sendiri berteman amal di tanah barzah.
benar dialah sosokku,
saat siluet jiwa nyata terpisah dari raga.
Tuhan, jika memang dia sosokku
hadiahkanlah aku ridho dan maghfiroh-Mu
yang kau hembuskan bersama sang bayu
dan terselip dalam rimbunnya pohon kasih-Mu
agar tak akan ada lagi gelap yang kuraih
setelah jingga menyapa...
( www.facebook.com/inarahamirs )
sendiri...
diakah aku???
sosokku serupa fatamorgana,
sosokku di akhir masa,
sosokku di penghujung usia..
mungkin dialah sosokku,
ketika senja tiba menutup usia.
memang dialah sosokku,
kala sendiri berteman amal di tanah barzah.
benar dialah sosokku,
saat siluet jiwa nyata terpisah dari raga.
Tuhan, jika memang dia sosokku
hadiahkanlah aku ridho dan maghfiroh-Mu
yang kau hembuskan bersama sang bayu
dan terselip dalam rimbunnya pohon kasih-Mu
agar tak akan ada lagi gelap yang kuraih
setelah jingga menyapa...
( www.facebook.com/inarahamirs )
KATAKAN CINTA -Kisah cinta seputih awan & bunga lily-
Genre : Kumpulan cerpen remaja
Penerbit : Penerbit Harfeey
ISBN : 978-602-18698-7-1
Tebal : 165 Hlm ; size 14,8 x 21 cm (A5)
Harga : Rp40.000,-
Ketika luapan emosi perasaan menuntut untuk dimuntahkan, apa yang bisa dilakukan selain menguapkannya ke permukaan?
Hal itu jugalah yang memberi daya dorong pada hati 2 insan remaja, Awan dan Lily, yang terbalut dalam serangkaian gerbong kisah berlatarkan tema serupa ; Katakan Cinta.
***
Mari berpetualang bersama 20 kisah cinta remaja yang menampilkan Awan dan Lily dalam beragam karakter unik dan menarik.
***
Nama-nama kontributor :
Boneka Lilin, Aulia Nooraya, Baim, Lamia Melodi, Inka Vinalya, Fiona Rossi, Benedikta Sekar Arum Setyorini, Rohmatikal Maskur, Diaz Alfi, Hadi Kurniawan, Asri Cahyani, Rizka Kurniasari, Fulki Ilmi, Arsyika Dewi Anggita, Preccilia Leonita, Umm Ji I-el, Maharanie, Eri Siti Sarah.
Ramadhan di Rantau #1 -Ketika kolak pisang Bunda tak terjangkau-
Sebenarnya ini adalah antologi keduaku. Tapi, berhubung satu dan lain hal, buku inilah yang terlebih dahulu diterbitkan.
Penerbit : Penerbit Harfeey
Tebal : 201 Hlm ; 14,8 x 21 cm (A5)
Harga : Rp45.000,-
SINOPSIS
Persembahan bagi anak rantau...
Seorang anak remaja nekad merantau ke ibukota. Bertarung dengan kerasnya terik matahari, serta melakukan penghematan setengah mati saat Ramadhan di rantau, dengan harapan bisa mempergunakan gaji pertamanya yang tak seberapa, untuk mudik dan membelikan baju lebaran bagi kedua orangtuanya. Namun naas, musibah menantinya di perjalanan...
Musibah apakah itu? Berhasilkah remaja tersebut mewujudkan mimpi hasil kerja keras untuk membelikan baju lebaran bagi kedua orangtuanya di kampung?
Ikuti kisah selengkapnya dalam buku bertajuk Ramadhan di Rantau ini. Sebuah buku antologi kisah nyata dari para penulis pilihan dalam Negeri, yang berkisah tentang nuansa lucu, seru, dan harunya menjalani masa Ramadhan di perantauan.
Kontributor :
Boneka Lilin, Ary Hansamu Harfeey, Nimas Kinanthi, Nyi Penengah Dewanti, Dilan Imam Adilan, Cakep Azian, Hana Sugiharti, Tahiruddin Tawil, Alisia A. Meilisia, Risma, Zainal Saiful Amir, Muamaroh Husnantya, Rosi Nurfadhilah, Reni Soengkunie, Andra, Nenny Makmun, Yana Fitri, Inayah Natsir, Titi Haryati Abbas, Erni Misran, Maharanie, Anisa, Mahesa Gemilang, Anna Lulus, Nikky Vianti, Yusuf Ichsan Ats Tsaqofy, Anto, Novia Anggraini, Armilia Sari, Eva Khofiyana, Ressti Zhahara Zuleika, Eka Yulianti Salim, Arinda Sari, Nai Saras, Bintunnajah Al-Muhaddis, Diani Ramadhaniesta, Ratrna Shun Yzc, Diah Utami, Annisa J. Moezha, Suparno, Nanda Ayu, Tri Harun Syafii, Mulyoto JJ, Jumrang, Fulki Ilmi, Laila Fariha Zein, Rakhmawati Agustina, Cantika Zee, Sandza, Redia Yosianto, Ja'far Shiddiq.
HIDUP, ANAK RANTAU! :D
A History... (Aku dan Tulisanku)
entahlah...
apakah ini nyata atau hanya semu?
apakah ini membanggakan atau hanya hal tak seberapa?
tapi yang kuyakini, hal ini tetap harus kusyukuri :)
AKU dan SISA HIDUPKU
purnama malam ini tak menghadiahkan sinar indahnya,
ada sesuatu yang lain kurasakan ketika memandang bulat sempurnanya,
entah itu halusinasi imaji atau lukisan fatamorgana,
purnama itu seperti bola mata melaknat!
perlahan nadiku menegang,
mensabotase seluruh bagian jiwa dan raga,
teringat pada-Nya,
pada noda2 hidup yang belum terhapus,
pada sisa napas dan usia,
terlebih ketika tragedi si ular besi itu kembali terjadi di sini..
desah napas seolah bisikan kematian,
lukisan penghujung usia mengiringi energi yang menjalari kegelapan,
parodi penutup hidup tergambar dari rutinitas maya...
adakah jiwaku ini sempurna?
bilamanakah pikirku menggapai keheningan syahdu?
Tuhan...
bila ini memang waktuku,
ridhoi aku di sepanjang usiaku...
Hot News for Today
Kuikuti Roda Hidupnya...
sosok yang selalu ditakuti dan disegani
kala roda waktu membawa pada puncaknya
sapaan hormat dan pandangan takjub kerap tertuju padanya,
pun padaku...
saat aku belum menginjak bangku putih-biru
siang berganti malam
roda waktu terus berputar pada porosnya
atas dan bawah semakin terasa nyata
kini semburat senja serupa siluet di belahan wajah
dan roda waktu mencapai di titik terendah
harta dunia telah sirna termakan usia
hormat dan takjub berubah menjadi pandangan hina
meski cahayanya perlahan meredup
meski materi tak lagi tergenggam padu
ia tetap pejuang yang tak pernah lelah menafkahiku...
tak peduli ketika masa jayanya di masa lalu
pun saat gemerlap dunia tak mampu lagi terpeluk
ayah...
maafkan aku yang pernah tak mengerti artinya jatuh
maafkan aku yang sampai saat ini belum berhenti menyusahkanmu
Dimensi Waktu, Menyiksaku... :(
waktu seolah berputar kembali
membawa jiwa dan takdir yang telah tertukar
resahmu adalah resahku dulu,
gelisahmu adalah gelisahku dulu,
pun amarah, kecewa dan ketakutannya!
jiwaku, jiwamu..
rasaku, rasamu..
cermin waktu...
Tuhan...
apa salahnya?
mengapa diriku?
sungguh,
hati ini meronta
tak kuasa menahan perih atas luka yang kugoreskan sendiri
tapi apa dayaku?
kini kuterjebak dalam api yang kumainkan sendiri,
bersama sepi,
dengan "sang tajam" yang kutancapkan dalam rasaku sendiri...
Beri Aku... (satu senyuman saja)
jejak yang tertinggal kini menyapa
saat aku mulai mengukir langkah baru
lembaran usang itu terbang tertiup angin masa,
menghembuskan kisahnya yang dulu terselimuti keraguan
tapi percayalah,
tak sedikitpun bagian dariku yang terseret sepoinya!
aku justru masih mendekap asa akan apa yang selalu kau ucapkan
bahwa kau mencintaiku yang sekarang,
bukan yang dulu!
kini kuminta lengkungan bibirmu
untuk menghapus lara dan bara
yang perlahan merapuhkan jiwa
satu senyuman saja,
kumohon...
jangan biarkan aku tetap terjaga di tengah kegelapan terlalu lama!
(Senandung Cinta) It's About You...
sadarkah kau,
aku membenci kelihaianmu merajuk hingga meleburkan amarahku bersama sunggingan senyum?
tak terbersitkah olehmu,
aku mengutuk setiap detik berhiaskan cinta kasih dari hati yang selalu kau hadiahkan padaku?
aku membenci dan mengutuk ketiadaannya, sayang...
bersama sandaranku di bahumu,
egoku lunglai..
dengan perhatianmu dalam seruan manjaku,
angkuhku sirna..
layaknya lilin yang menerangi pekat jiwaku,
izinkan aku meleleh bersama terangmu...
Membenci Malam
maaf,
aku membenci malam...
bukan karena gelapnya yang melekat saat senja terganti,
bukan karena dingin yang membekukan raga kala siang berlalu,
aku membenci malam
bersebab embus dan hela napas yang tak lagi sejalan
aku membenci malam
bersebab waktu yang berjalan tak secepat kilat
aku membenci malam
bersebab ia terus memaksaku menunggu pagi yang tak kunjung datang
maaf,
aku kini membenci malam...
kapan pagi kan datang???
Memori Merah-Putih
aku berjalan menembus dimensi waktu
menapaki jejak langkah masa lalu
membuka setiap detik yang kulewati saat itu
seperti dejavu...
ah...
entah apa yang terpikirkan olehku pagi tadi. jawaban "ya" terlontar begitu saja saat my beloved sister memintaku untuk mengantarkan puteri kecilnya ke sekolah. tahun ajaran baru,, sekolah baru,, guru baru,, teman baru,, lengkap dengan alat tulis dan pakaian sekolah yang juga baru :)
menyusuri jalan yang sama, melewati setiap lekuk wilayah yang nyaris sama seperti dahulu (sekarang sudah ada perbaikan di beberapa titik). aku seperti kembali ke masa lalu, membuka memori 10-15 tahun yang lalu, mengenang setiap takdir yang telah tertulis di sana. apalagi setelah kujumpai pula sahabat lamaku di ruang dan waktu yang tak berbeda. masih dengan tujuan yang sama denganku pagi itu.
kualihkan pandanganku pada sosok lain di sana. pahlawan tanpa tanda jasa... mereka masih sama, tetap seperti yang dulu. ada rindu yang merasuk jiwaku saat sapaan mereka terseru. masih kuingat jelas saat itu, peluk hangat dan cium mereka untukku. sumpah, aku rindu dimanja mereka! kasih sayang yang tak jarang membuat teman-temanku yang lain mendelik tajam tak suka. hmm...
tapi terakhir baru kusadari satu hal. ada sesuatu yang membuat otakku merasa tak nyaman setelah menyadarinya. ternyata aku melangkah tanpa indah, dengan sandang yang tak terganti setelah pejam berganti. aku juga belum mengecap air segar kamar mandi, hihihi...
ssssstt,, ini rahasia kita aja ya? (^_^)
MENDIDIH
bagaimana aku bisa terlelap, sementara sel-sel di otakku tak mengirimkan sinyal-sinyal utk memejamkan mata??
bagaimana mataku bisa terpejam, sementara masih tersisa beban dlm pikiran yg belum menemukan "jalan keluar"nya??
bagaimana beban-beban ini bisa menghilang, sementara aku tak bisa memaksa "jalan keluar"nya terbuka karena ego??
dan lagi: entahlah...
tanda tanya itu kembali muncul seperti mimpi buruk yg terus menghantui kala kuterjaga!
dan kini aku mulai mencemaskan masa depan yg belum tentu akan terjadi seperti yg kutakutkan...
Ketika Aku Merenung...
terlahir dari setiap hela hembusan napas,
mengalir bersama aliran darah
kurasa belum juga cukup untuk menggambarkan betapa besarnya karunia yang telah Engaku anugerahkan kepadaku
aku yang bukan orang suci ini,
aku yang tak lagi menyisakan lembaran yang benar-benar putih sepanjang perjalanan hidup
selalu kau rangkul dalam kasihMu
kasihmu nampak dalam dekapan ibu,
sayangmu nyata dari perhatian keluargaku,
cintamu tercipta di setiap rasa nyamanku bersama'nya'...
begitu kayanya diriku,
begitu indahnya hidupku,
alhamdulillah
tak pernah Kau tinggalkan aku sendiri
tak pernah lelah Kau membimbingku yang bergelimang dosa ini
Engkaulah segalnya Ya Rabbii...
tentang mahasiswa tingkat akhir...
bermula dari satuan huruf independen
berangsur menjadi sepatah-dua patah kata
kurangkai lagi hingga membentuk deretan kalimat
lebih jauh menghasilkan sebuah paragraf
satu... dua...
paragraf demi paragraf kuukir dengan pasti
diantara peraduan antara jari-jemari dan keyboad
sementara itu lembaran-lembaran kotak ilmu
masih berserakan di atas tempatku merebahkan raga
hadirnya belum pasti akan diterima
walau mereka cukup menyumbangkan energi
untuk otak yang mungkin telah lelah mengeluarkan ide
demi asa,, harapan,, dan cita-cita,,
aku masih setia bergelut dengan layar dan kotak-kotak ilmu itu
walau langkah terasa lelah,
walau peluh mengalir deras
demi ibu,, ayah,, dan orang-orang yang kusayang,,
aku tak akan menyerah pada rasa takut dan ketidakpastian,
aku kan terus berjuang...
insyaallah,
aku bisa!!
bukan...
bukan puisi yang kubuat di sini
bukan pula rangkaian kata-kata indah
seperti mahakarya para penyair
atau cerita yang menghanyutkan jiwa
layaknya milik novelis atau cerpenis
ini hanya barisan kata-kata biasa
ungkapan hati...
goresan pena yang tak sengaja tertulis di atas kertas putih
atau hasil peraduan jari pada keyboard yang tampak di layar
aku tak sepandai kamu dan mereka,
aku tak seberani kalian
karena hanya dengan tulisan aku berani berkata
cukup lewat tulisan aku bisa menyapa dunia
sekali lagi...
ini bukan puisi,
apalagi novel atau cerpen
bukan pula sebuah mahakarya!
(setidaknya belum, menurutku)
ini hanya apa yang kulihat,
apa yang kudengar, dan kurasakan
tersemat dalam sebuah tulisan
di dunia maya dan fana...
Syukurku atas PagiMU...
aroma tulip mulai mengharumkan pagi
menyempurnakan kehangatan sunshine yang menggantikan fajar
embun yang memahkotai dedaunan dan bunga kian bersinar
tersapa cahaya hangat nan lembut sang mentari
kabut yang semula menyelimuti lukisan hijau itu kini ikhlas tersibak perlahan
awan pun menari menghiasi langit yang cerah
kuhirup segarnya udara pagi ini
ditemani semilir angin yang lembut menyapa
alhamdulillah ya Rabbi...
aku masih bisa tersenyum menyambut pagiMu,
menikmati karya Maha IndahMu ;)
Kuharap Semangat tanpa Bias
segerat asa kini terbuka
menahan ledakan hati yang hampir membumihanguskan jiwa
buaian penasaran kini sirna
menyatu bersama keinginan yang setara dengan mereka
saat ini yang kudapat lebih sempurna
namun karena itu pula ketakutan perlahan muncul
menjelma menjadi semangat baru yang bias
ups, semoga bias itu kan cepat tiada!
aku ingin ia tetap membara,
berkobar dalam setiap denyut nadi
menyatu bersama aliran darah
bukankah input adalah varibel independen??
tak boleh kusia-siakan
aku harus yakin dan tetap percaya...
AKU BISA !!!
(man jadda wajada)
MITOS
cerita lampau itu telah merasuki pikiran banyak orang,
menghipnotis alam bawah sadar
dan mendarahdagingkannya dalam jiwa..
entah dari mana ia berasal,
tak pernah pasti benar atau salahkah ia,
namun berjuta nyawa tak lekang meyakininya...
aku di sini,
terjebak diantara hitam dan putih
meragu akan cerita lampau dan hasrat hati
terpaku bersama kisah lalu dan kasih putih
tenggelam dalam hasrat hati dan dunia hitam
entahlah...
sepertiya aku butuh jiwaku yang baru!
:-/
WAKTU
kau yang begitu takut dengan masa lalu,
aku yang begitu menyerakahi saat ini,
kau yang tak suka berbalik bahkan menoleh"nya",
aku yang ingin memiliki setiap detik bersama
aku dan kamu adalah satu,
aku dan kamu berselimut ragu,
aku dan kamu peduli dgn waktu,
kuharap tak ada lagi ambigu...
SENJA BERSAMAMU
senja perlahan muncul di pandangan mata
semburat jingga datang setahap demi setahap
mengganti rona biru dan putih yang tlah lelah mengindahkan hari
aku termenung,
terpaku menikmati lukisan hijauNya
diantara riuh si kuda besi dan kotak besi itu
aku menemukan hiasan pemukiman alami
di sini, bersamamu...
curcol dikit ah...
"aku tak tahu dari sudut pandang mana kamu melihat
yang kutahu, apa yang kulihat sepertinya tak bisa kau lihat pula
kurasa itu tampak nyata, walau tidak utuh...
tetapi kamu tak bisa melihatnya setitik pun
padahal sebenarnya dia ada,, dekat,,
dan bahkan sangat mudah kau temukan"
jhahaha...
maafkan kenakalanku ya?
rasanya cukup puas juga bisa sedikit 'jail' padamu. xixixi
walaupun aku memang tak suka kamu menyentuh benda yang telah kusembunyikan itu, tapi aku tak mau melarangmu. asal kamu bisa menghargaiku, setidaknya di depanku kamu tak menyentuhnya. hehehe
sudahlah,, apa kau sudah menemukannya?? jika belum, akan kuberitahu nanti... ;)
mengejar cahaya, malam itu...
ingin sekali aku merasakannya lagi
mengikutimu menyusuri setiap sudut jalan malam
ah, aku rindu gaya lincahmu menyeruak antrian kendaraan itu!
malam tetaplah malam, gelap...
tapi ada yang meriah di sana
binar cahaya terang terlihat kontradiksi
dengan langit mendung dan awan hitamnya
bukan cahaya purnama yang kulihat,
bukan pula kerlip bintang
mercusuar itu telah membuat hatiku dan hatimu terpaut padanya
sungguh, aku ingin merasakannya lagi
mengejar cahaya bersamamu,
malam itu...
masih tentang coretan masa lalu...
kalau entri sebelumnya pengen punya tulisan yang agak keren dalam diary dengan using English, entri yang ini mah Indo aja deh... tapi ko masih tetep pengen ketawa-ketawa ya bacanya??? :D
ANDAI
andai waktu bisa kuputar kembali
kuberanikan diri untuk hadir dalam hidupmu
dan memberimu bingkisan kebahagiaan,
andai malam tak cepat menjadi pagi
aku ingin lebih lama lagi
membahagiakanmu walau dalam mimpi,
andai waktu bisa menunggu
aku akan terus berusaha mengukir namaku
dengan indah di hatimu,
andai hidupku bukan hanya untuk berkhayal
kan kuwujudkan segala impian tentangmu
dan menghapus jeritan hati ini.
andai...
andai ku sebahagia waktu itu,
andai mimpiku jadi nyata,
andai ku tak melupakanNya...
Tuhan,,
maafkan aku...